UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI BAWANG BOMBAY

Authors

  • Miftahur Rahmi
  • Tisa Mandala Sari Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Perintis Padang
  • Siska Indah Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Perintis Padang

DOI:

https://doi.org/10.47859/bhpj.v1i2.108

Keywords:

Konsentrasi Hambat Minimum (KHM), Bawang bombay (Allium cepa L.), Thiosulfinates, Staphylococcus epidermidis

Abstract

Latar Belakang: Bawang bombay (Allium cepa L.) memiliki kandungan minyak atsiri yang mengandung komponen sulfur dalam bentuk thiosulfinates yang diketahui memiliki aktivitas antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk menguji aktivitas antibakteri minyak atsiri bawang bombay (Allium cepa L.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis dan mengetahui Konsentrasi Hambat Minimum (KHM). Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode difusi Kirby-bauer menggunakan media agar Mueller Hinton Agar (MHA). Kertas cakram steril ditetesi dengan 10 µL minyak atsiri bawang bombay (Allium cepa L.) menggunakan mikro pipet konsentrasi 40%, 20%, 10%, 5%, 2,5%, 1,25%, 0,625% 0,3125% dan 0,156% dan kontrol negatif. Konsentrasi tersebut di bagi dalam 2 cawan petri, dalam satu cawan terdapat 5 sampel. Kedua media diinkubasi pada suhu 37 ? selama 24 jam. Hasil: Hasil penelitian yang diperoleh pada konsentrasi 40% (M1), 20% (M2), 10% (M3), 5% (M4), 2,5% (M5), 1,25% (M6), 0,625 (M7), 0,3125% (M8) dan 0,156% (M9) memberikan daya hambat dengan diameter rata-rata 11,18 mm, 10,2 mm, 8,97 mm, 8,46 mm, 7,68 mm, 7,48 mm, 7,24 mm, 6,88 mm dan 0 mm. Kesimpulan: Dari penelitian disimpulkan bahwa minyak atsiri bawang bombay (Allium cepa L.) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis dan KHM minyak atsiri bawang bombay (Allium cepa L.) terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis yaitu konsentrasi 0,3125% (M8) dengan diameter rata-rata 6,88 mm.

References

Ariyani H, Nazemi M, Hamidah & Kurniati M. 2018. Uji Efektivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Limau Kuit (Cytrus hystrix DC) terhadap Beberapa Bakteri. Journal of Current Pharmaceutical Sciences;2(1): 136-140.

Benkeblia N. 2004. Antimicrobial Activity of Essential Oil Extracts of Various Onions (Allium cepa) and Garlic (Allium sativum). Lebensm.-Wiss. u.Technol.; 37: p. 263-268.

Boboye BE and Alli AJ. 2008. Cellular Effect of Garlic (Allium Sativum) Extract on Pseudomonas aeruginosa and Staphylococcus aureus. Research Journal of Medicinal Plant. Hal : 19-85.

Brooks GF, Carroll KC, Butel JS., Morse SA. & Mietzner TA. 2013. Anonim. 1993. Dasar-Dasar Pemeriksaan Mikrobiologi. Bagian Mikrobiologi,Fakultas Kedokteran. Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.

Chun LY, Dai DH, Wei LH. 2012. Antimicrobial and Antioxidant Activities of Essential Oil from Onion. Food Control.; 30:48-53.

Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Ditjen POM Depkes RI: Jakarta.

Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia, edisi IV. Ditjen POM Depkes RI: Jakarta.

Eriawan R, Susi K, Olivia B, Nizar dan Marhamah. 2014. Pengujian Aktivitas Antiacne Nanonpartikel Kitosan-Ekstrak Kulit (Garcinia Mangostana). Media Litbangkes 24(1): 19-27.

Fitriyah N, Purwa M. & Alfiyanto MA. 2013. Obat Herbal Antibakteri Ala Tanaman Binahong. KesMaDaSka.

Garrity GM, Julia AB, Timothy Gl. 2004. Taxonomic Outline of the Prokaryotes Bergeys Manual of Systemic Bacteriology. New York : Bergeys Manual Trust. 114:187.

Hawab H. 2004. Pengantar Biokimia. Bayu Media Publishing: Jakarta.

Hera. 2014. Efek Antioksidan Ekstrak Etanol Bawang bombay (Allium cepa L.) dengan Metode DPPH secara Spektrofotometri UV/Vis. Skripsi. Medan: Fakultas Farmasi UMN.

Herslambang RA, Rahmawanty D. & Fitria M. 2015. Aktivitas Sediaan Gel Kersetin terhadap Staphylococcus epidermidis. Galenika journal of pharmacy,1(1) : 59-64.

Kumar KS, Bhowmik D, Chiranji B, Biswajit, Tiwari P. 2010. Allium cepa: A Traditional Medicinal Herb and Its Health Benefits. J Chem Pharm Res.; 2(1): p. 283-91.

Ketaren S. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Balai Pustaka: Jakarta.

Madigan MM, Martinko J M and Parker J. 2003. Biology of Microorganisms, 10th edition. New York: Pearson Education United States of America.

Pelczar M.I dan Chan ECS. 2008. Dasar – dasar Mikrobiologi 2. Penerbit Universitas Indonesia: Jakarta.

Poeloengan M, Chairul, Iyep K, Siti S dan Susan MN. 2006. Aktivitas Antimikroba dan Fitokimia dari Beberapa Tanaman Obat. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.

Putri ER. 2014. Uji Daya Hambat Minyak Atsiri Bawang Bombay (Allium cepa L.) terhadap PertumbuhanMethicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) secara In Vitro. Skripsi. Banda Aceh: Fakultas Kedokteran Unsyiah. 2(1):p. 26-28.

Radji M. 2011. Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan Kedokteran. EGC: Jakarta.

Ramadanti, I, R., 2008. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Bawang Putih (Allium Sativum L.) Terhadap Bakteri E. Colisecara In Vitro, Karya Tulis Ilmiah:Fakultas Kedokteran,Universitas Diponegoro.

Salni, Aminasih N, Sriviona R. 2013. Isolasi Senyawa Antijamur dari Rimpang Lengkuas Putih (Alpinia galanga L.) dan Penentuan Konsentrasi Hambat Minimum terhadap Candida Albicans. Unsri.

Saputra, Adik R, 2013. Pengaruh Pengaturan Suhu Penyulingan terhadap Rendemen Minyak Atsiri dan Kadar Senyawa Diallyl Sulfida dalam Minyak Atsiri Bawang Putih (Allium sativum). Thesis. Universitas Brawijaya.

Suciati A dkk. 2012. Efektivitas Ekstrak Daun Rhizopora mueronata dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Aeromonas salmonicida dan Vibrio harvey. Jurnal rekayasa dan teknologi budidaya perairan. Lampung: Unila; 5(3): 112-116.

Susetyo R dan Reny H, 2004, Kiat Menghasilkan Minyak Atsiri. Penebar Swadaya: Jakarta.

Downloads

Published

2019-12-30

How to Cite

Rahmi, M. ., Sari, T. M. ., & Indah, S. . (2019). UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI BAWANG BOMBAY . Bali Health Published Journal, 1(2), 114–124. https://doi.org/10.47859/bhpj.v1i2.108